Bertanya garam kepada laut: ”Siapakah Aku?”
Sambil tersenyum laut menjawab: “Datanglah kepadaku, maka kau akan tahu siapa dirimu.”
Sang garam pun kemudian datang dan menceburkan dirinya ke laut, semakin dalam ia memasuki dasar laut maka ia semakin larut. Dan sesaat sebelum sang garam yang tinggal setitik debu itu hancur luluh, ia tersenyum dan menangis bahagia sambil megucapkan: ”Sekarang aku tahu siapa aku.”
Di kehidupan dunia yang hanya sementara ini, banyak orang yang tidak menemukan ketenteraman, tidak bisa merasakan kedamaian, selalu merasa kesepian, dan lain-lain. Manusia tidak lagi bisa mengetahui siapa dirinya dan tidak lagi sanggup menemukan apa yang sesungguhnya mereka cari. Bisa jadi karena mereka tidak mengetahui apa yang mereka cari, atau mereka memang mengetahui (hanya sekedar tahu) akan tetapi tidak mengetahui alamat/jalannya sehingga bingung akan cari kemana.
Mungkin begitulah realita yang sekarang banyak dialami oleh umat manusia, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya orang-orang yang lari ke narkoba, malakukan hubungan seks bebas, lari ke jembatan atau ke atas gedung bertingkat untuk melakukan olah raga terjun bebas, dll. Mereka mencari ketenangan dengan memakai narkoba, mencari kedamaian dengan meminum minuman yang terlarang, mencari penyelesaian masalah dengan melayangkan nyawa, menghilangkan kesepian dengan datang ke tempat-tempat yang tidak jelas padahal masih banyak tempat-tempat yang jelas, dan sebagainya.
Mereka seharusnya kita temani, tidak malah kita musuhi/benci. Mereka seharusnya kita bimbing, tidak malah kita olok-olok. Kita harus mau duduk bareng dengan mereka serta bersedia untuk merangkul mereka. Mereka hanya tidak sadar bahwa yang mereka cari sesungguhnya ada di dalam diri mereka, sebagaimana cerita tentang “Sang Garam” di awal tulisan ini. Untuk mengetahui siapa dirinya yang sesungguhnya, sang garam harus mencebur ke laut. Semakin dalam sang garam memasuki laut maka ia akan semakin larut, hingga pada akhirnya sang garam tahu siapa dirinya yang sesungguhnya setelah larut sempurna menjadi air laut.
Begitu pula dengan manusia, mereka harus masuk ke dalam diri mereka untuk mencari tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Semakin dalam manusia masuk ke dalam diri mereka, mereka akan semakin tahu siapa dirinya, semakin mengerti mengapa mereka ada di dunia ini, dan akan semakin paham dengan apa yang mereka cari. Sehingga mereka tidak bingung ketika ditanya tentang siapa dirinya, tentang keberadaannya di muka bumi ini, serta tentang tujuan hidupnya di dunia ini.Terima kasih!
Penulis tidak terlalu berharap tulisan ini bisa bermanfaat bagi orang lain. Tidak menjadi suatu masalah kalau tidak ada satupun orang yang mau membaca tulisan ini.Asalkan engkau yang membaca, itu sudah cukup.
Catatan:
Kata “mereka” dalam tulisan ini bisa tertuju kepada kita, anda, kalian, dia, atau siapa saja termasuk penulis sendiri. Oleh karena itu, yang nulis tulisan diatas belumlah tentu merupakan orang yang bener. Jadi tulisan diatas bisa berkemungkinan salah, dan juga bisa berkemungkinan benar.
Hanya kebenaran Tuhan yang benar-benar benar.
Surabaya, 10 Nopember 2009
06.04 WIB
ap ad orng yg mau membntu q mnjdi lbh baik,,& membntu q tuk bsa siapa driku ini…tulisan ini bwt q jd terharu…
Masalahnya bkn terletak pada orang lain, tp pd diri kita sendiri; Apakah kita mau dan berusaha menjadi lebih baik? Kalau kita sudah benar-benar mau dan bersungguh-sungguh, insya Allah pasti ada jalannya. Allah akan mengirimkan orang/apapun yang dipilihNya untuk datang membantu kita, entah gimana caranya.
Itu menurut saya. Bisa salah, bisa juga benar.