Feeds:
Posts
Comments

Archive for October 22nd, 2011


Kiranya telah lama aku berjalan, hingga jiwaku terasa lelah dan letih. Sendiri aku berjalan, meniti jalanan yang sepi ini. Sesekali kusinggahi ruang-ruang yang terpancari oleh sinarnya lewat sela-sela waktu. Namun, sesampai di tempat itu, tak kulihat lagi sinar wajahnya. Yang tersisa hanya bekas-bekas jejaknya. Meski begitu, itu sudah sedikit mengobati rasa rindu yang terselinap di dalam kalbu.

Aku terus berjalan menyusuri lembah sunyi. Aku lesatkan beribu anak panah kerisauan hati, walau kutahu cuma akan menancap di bilik kekosongan. Aku berteriak kepada semesta sekeras-kerasnya, demi meluapkan beban jiwa dan rindu yang lama tak terobati. Terkadang aku malah bergumam sendiri, melafalkan kalimat-kalimat yang gak jelas meskipun untuk kudengar sendiri.

Dia pernah serasa dekat sekali dan ada bersamaku. Waktu itu, hariku semerbak bak harum bunga di taman. Kehidupan terasa begitu damai bersama kesejukan cinta dan keteduhan kasih sayang.  Namun entahlah, kenapa dia seakan pergi dariku dan enggan menyapaku kembali? Kini, yang tersisa hanyalah sepi sendiri.

Berwaktu-waktu aku merindukan kehadirannya. Betapa pilu hati ini ketika merindukan sang pelita hati dan tak jua bertemu kembali. Hingga pada sepanjang waktu aku cuma bisa menanti dan terus menanti.

Rasa ini bagai ombak yang terus bergulung-gulung di tengah samudera. Tak pernah ia tahu, apakah sang pantai akan menyambutnya? Ia seperti butiran embun yang tak kunjung disapa sinar pagi. Seperti kemarau, ia berharap hujan segera datang untuk membasahi.

Diriku disekap oleh perjalanan hati di lautan sunyi. Di tengah-tengah kesunyian hati itulah, aku sering kali melantunkan nyanyian sunyi. Kususun puisi-puisi  yang memang khusus kuperuntukkan buatnya. Puisi-puisi itu kian menyayat hati bila kubaca di keheningan malam. Dengan hati terpana kusimak bait demi bait, untuk sekedar menyeka air mata jiwa. Inilah satu-satunya sepenggal peristiwa yang sering kali dapat menjadikan jiwaku tersenyum hakiki. Bukankah keheningan sepertiga malam senantiasa menggiring seseorang menuju kebeningan? Dan dari kebeningan hati itulah, terpancar do’a tulus untukmu. Do’a yang akan senantiasa mengalir, meski tanpa kau pinta dan tanpa pernah kau anggap ada. Wa Allah a’lam. Mohon maaf jika selama ini saya banyak salah, in dlolaltu fainnamaa adlillu ‘ala nafsi…

 

 

Aku tak akan berhenti menemani dan menyayangimu

hingga matahari tak terbit lagi

Bahkan bila aku mati, ku kan berdo’a pada Ilahi

tuk satukan kami di surga nanti

(wali)

Read Full Post »

Untaian Hikmah

 

“Sedekah satu dirham di waktu sehat dan bakhil lebih baik daripada wasiat seratus dirham menjelang matinya. Jika engkau ingin menyimpan tabungan yang aman dari hewan atau pencuri, maka simpanlah di akhirat melalui sedekah.”

IBNU MAS’UD

-ooOoo-

Awalnya, Ibnu Mas’ud adalah seorang penggembala ternak milik Uqbah bin Mu’ith. Beliau termasuk ulama’ pandai, sehingga dikatakan sebagai al-imam al-hibr dan faqihu al-ummah. Beliau adalah sahabat Nabi yang amat senang dengan ilmu, baik menuntut atau mengamalkannya. Ia adalah orang yang paling menyerupai Nabi dalam hal ketenangan dan wibawanya. Kecintaan Nabi kepada pembawa sandal dan siwaknya ini, sungguh sangat luar biasa. Hingga beliau pernah bersabda, “Aku ridha terhadap sesuatu yang diridhai Ibnu Ummi Abd (Ibnu Mas’ud, red). Dan aku marah terhadap sesuatu yang menjadikan marahnya Ibnu Ummi Abd.” (HR. Thabrani). Belaiu adalah sahabat yang pemberani, yang menyertai Nabi dalam setiap peperangan. Ibnu Mas’ud wafat di Madinah pada tahun 32 H dalam usia 60 tahun lebih.

 

=======================================================

“Orang yang berakal adalah orang yang jika diam dia berfikir, jika bersuara dia berdzikir, dan jika memandang dia mengambil pelajaran.”

Ali bin Abi Thalib

-ooOoo-

Ali bin Abi Thalib merupakan salah seorang yang pertama kali masuk Islam. Ali masih memiliki hubungan keluarga dengan Nabi. Beliau adalah sepupu Nabi Muhammad, yang kemudian menjadi menantu Rasulullah SAW. setelah menikah dengan Fatimah az-Zahra. Ali lahir di Makkah pada tanggal 13 rajab. Nama aslinya adalah Haydar bin Abu Thalib. Dinamakan Haydar (singa), karena keluarga Abu Thalib berharap mempunyai penerus yang dapat menjadi tokoh pemberani dan disegani di antara kalangan Quraisy Makkah.Pada usia remaja, setelah wahyu turun, Ali banyak belajar langsung dari Nabi SAW. Karena sebagai anak asuh, maka beliau berkesempatan selalu dekat dengan Nabi. Dan hal ini berkelanjutan hingga beliau menjadi menantu Nabi. Kesederhanaan, kerendah-hatian, ketenangan, dan kecerdasannya yang bersumber dari Al-Qur’an dan wawasan yang luas membuatnya menempati posisi istimewa di antara para sahabat Rasulullah lainnya. Hingga Nabi mengatakan, “Aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah gerbangnya”. Ali bin Abi Thalib meninggal di usia 63 tahun karena pembunuhan yang dilakukan oleh Abdurrahman bin Muljam, seseorang yang berasal dari golongan Khawarij, saat mengimami shalat shubuh di masjid Kufah pada tanggal 19 Ramadhan. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah.

Read Full Post »